Dominus Vobiscum

Salah satu dari penduduk Bethlehem yang paling terkenal adalah Hieronimus. Sebagai seorang mahasiswa dalam bidang kesusasteraan klasik, ia berangkat dari Roma ke Palestina pada tahun 384 M. Ini adalah periode saat banyak orang Kristen mengunjungi Tanah Suci dan banyak di antara mereka memutuskan untuk tinggal di sana. Akibatnya beberapa komunitas monastik didirikan untuk menampung mereka yang ingin tinggal untuk belajar dan berdoa.
Hieronimus memutuskan untuk mendirikan komunitasnya di Bethlehem. dekat dengan Gereja Kelahiran yang didirikan oleh Konstantinus. Banyak orang segera bergabung dengan dia termasuk di antaranya seorang perempuan bernama Paula dengan anak perempuannya, Eustochium. Mereka berdua membantu Hieronimus membangun sebuah komunitas yang berarti dan disegani.
Hieronimus terkenal sebagai penerjemah Perjanjian Lama dari paran Perjanjian Baru ke dalam bahasa Latin (dikenal dengan nama Vulgata yang berarti "populer"). Sebelumnya Gereja Barat hanya mempunyai Kitab Suci dalam bahasa Yunani. Selama tinggal di Bethlehem, Hieronimus mempelajari teks Perjanjian Lama dalam bahasa aslinya, Ibrani, serta berdiskusi dengan para rabi lokal sehingga dia dapat menghasilkan sebuah terjemahan yang benar-benar baru. Karyanya bertahan dalam terjangan waktu dan merupakan versi yang otoritatif bagi Gereja Katolik Roma sampai abad ke 20.
Read More …

Rangkaian dari tulisan ini merupakan opini pribadi dari penulis sehingga bukan merupakan suatu tanggapan resmi tentang Gereja Katolik beserta segala materi yang terkait di dalamnya. Oleh karena itu, tulisan ini sebaiknya dianggap sebagai masukan dan saran. Apabila para pembaca menemukan suatu kebenaran tentang materi yang saya bawakan dalam kaitannya dengan iman dan liturgi suci, serta Misa Kudus maka saya sendiri akan sangat bersyukur karena membawa Saudara dalam penghayatan iman yang benar dalam persatuan yang sejati dan kekal dengan Bapa Suci sebagai Vikaris Kristus di dunia.

Misa Kudus merupakan suatu momen ketika Allah dan umatnya bertemu dan bersatu dalam suatu upacara kudus. Misa Kudus merupakan anugerah dari Allah dan bukan merupakan ciptaan manusia sehingga pada hakikatnya Misa Kudus adalah suatu bentuk yang baku dan tetap dari masa ke masa. Namun kebakuan yang dimaksud adalah berupa kebakuan makna dan harapan iman yang dikandung dalam iman. Apabila dalam suatu rentang waktu ditemukan kesalahan baik berupa tata cara Misa, tata gerak pelayan sabda atau umat, maupun liturgi maka sangat dimungkinkan diberikan suatu koreksi yang dapat mengatasi kesalahan atau kekurangan yang terdapat dalam suatu ritus Misa.
Gereja Katolik mengenal beberapa ritus Misa sejak dari masa para Rasul sampai sekarang. Dua ritus Misa Kudus yang cukup terkenal adalah Ritus Misa Usus Antiquior/Missa Forma Ekstraordinaria/Tridentine Latin Mass (TLM)/Misa Latin Tradisional dengan Misa Novus Ordo atau yang lebih akrab dikenal dengan ritus Misa yang dikeluarkan setelah Konsili Suci Vatikan II (1962-1965).
Read More …

Says Family Is the Solution

By Salvatore Cernuzio
ROME, JAN. 19, 2012 (Zenit.org).- The decline in births, from the 70s to our days, is what has led us to the present situation of economic crisis.
This was the affirmation made at a symposium on the family held at the Italian Parliament, which included a presentation from Ettore Gotti Tedeschi, president of IOR, the Italian initials for the Istituto per le Opere di Religione, often referred to as the Vatican's Bank.
"If the six of us speakers here today were the government, we would have resolved the economic problem immediately, because we would know where to point: the family," Tedeschi exclaimed. 
Then, he outlined what he termed the five No's, illustrating the negative effects that come about when "births are interrupted and the family and children are ignored in the Western world."
No Growth of the Economy: "In the last 30 years children were not born, and the number of inhabitants that we had in Italy in 1980 has remained unchanged; hence how can the GDP grow when it grows only when there is more consumption?"
Read More …

Berikut jadwal kelompok yang mengadakan kegiatan di lingkungan Kapel Hati Kudus Yesus, Bandung yang berada di sekitar kompleks RS St. Borromeus :

A. Kapel Hati Kudus Yesus

Misa Harian
Senin - Sabtu : 05.45 WIB

Jumat Pertama : 17.00 WIB

Sabtu Sore : 17.30 WIB

Minggu Pagi : 07.00 WIB

Minggu Sore : 17.00 WIB

Ibadat Brevir : 05.15 WIB


B. Legio Maria, Kuria Bunda Pencinta Damai
     Senin : Legio Maria Bunda Perdamaian
     Waktu : 18.00 WIB
     Ketua : Adel
     APR   : Sr. Paula, CB

     Rabu : Legio Maria Redemptoris Mater
     Waktu : 18.00 WIB
     Ketua : Yessi
     APR   : Sr. Ancilina, CB

     Kamis : Legio Maria Bunda Penuh Kasih Sayang
     Waktu : 18.00 WIB
     Ketua : Rama
     APR   : Sr. Stefani, CB

     Jumat  : Legio Maria Ratu Pencinta Damai
     Waktu : 17.00 WIB
     Ketua  : Hotma
     APR    : -

     Sabtu  : Legio Maria Bunda Hati Kudus
     Waktu : 18.00 WIB
     Ketua  : Resta
     APR    : Sr. Vero, CB

     Sabtu/Minggu : Legio Maria Junior Ratu Rosario yang Amat Suci
     Waktu  : 15.00 WIB (tentatif)
      Ketua : Andri
     APR    : -
Read More …

Sebagai ucapan syukur atas akan berlalunya tahun 2011 dan hadirnya tahun 2012, Mudika Kapel St. Borromeus beserta para Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus, akan mengadakan ibadat tutup tahun 2011 dan pembuka tahun 2012 pada pukul 24.00 bertempat di Kapel Hati Kudus Yesus, Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus.
Ibadat singkat yang merupakan pertama kali diadakan ini bertujuan untuk mengajak umat merefleksikan apa yang telah terjadi tahun 2011 dan hal-hal yang telah diraih untuk kemudian dijadikan tolok ukur kehidupan di tahun 2012 terutama dalam semangat menghidupi iman Katolik.
Oleh karenanya, kami mengundang rekan-rekan seiman sekalian untuk bersama-sama mengikuti ibadat ini.

Ad Maiorem Dei Gloriam...
Read More …

Mudika Kapel Hati Kudus Yesus Bandung, lingkungan St. Borromeus, mengundang rekan-rekan muda sekalian yang berdomisili di Bandung untuk mengikuti kegiatan Camping Rohani yang akan diadakan pada 13-15 Januari 2012 bertempat di Kawasan Konservasi Masigit - Kareumbi....

acaranya bakalan seru abizzz dan diisi dengan banyak kegiatan yang menantang...!!
so be there!!!
^_^
...
 
Pendaftaran peserta:
18 Desember 2011 - 11 Januari 2012

Format pendaftaran via sms:
Nama lengkap / Jenis Kelamin / Kontak / Alamat / Umur / Paroki Asal
... CP : Josua (085220925848)
Ridwan (085797009106)

Pendaftaran melalui email dengan format yang sama ke :
mcampingrohani@yahoo.com
Read More …

Jadwal Misa Natal & Tahun Baru, Kapel Hati Kudus Yesus Bandung

Misa Natal
Sabtu, 24 Desember 2011
Misa I : Pukul 19.00 WIB

Minggu, 25 Desember 2011
Misa I : Pukul 08.00 WIB
Misa II : Pukul 17.00 WIB


Misa Tahun Baru
Sabtu, 31 Desember 2011
Misa I : Pukul 18.00 WIB

Minggu, 1 Januari 2012
Misa I : Pukul 08.00 WIB
Misa II : Pukul 17.00 WIB



Read More …





POST-SYNODAL
APOSTOLIC EXHORTATION
SACRAMENTUM CARITATIS
OF THE HOLY FATHER
BENEDICT XVI
TO THE BISHOPS, CLERGY,
CONSECRATED PERSONS
AND THE LAY FAITHFUL
ON THE EUCHARIST
AS THE SOURCE AND SUMMIT
OF THE CHURCH'S LIFE AND MISSION
INDEX
Introduction [1]
The food of truth [2]
The development of the eucharistic rite [3]
The Synod of Bishops and the Year of the Eucharist [4]
The purpose of the present Exhortation [5]
PART ONE:
THE EUCHARIST, A MYSTERY TO BE BELIEVED
The Church's eucharistic faith [6]
The blessed Trinity and the Eucharist
The bread come down from heaven [7]
A free gift of the Blessed Trinity [8]
The Eucharist: Jesus the true Sacrificial Lamb
The new and eternal covenant in the blood of the Lamb [9]
The institution of the Eucharist [10]
Figura transit in veritatem
[11]
The Holy Spirit and the Eucharist
Jesus and the Holy Spirit [12]
The Holy Spirit and the eucharistic celebration [13]
The Eucharist and the Church
The Eucharist, causal principle of the Church [14]
The Eucharist and ecclesial communion [15]
The Eucharist and the Sacraments
The sacramentality of the Church [16]
I. The Eucharist and Christian initiation
The Eucharist, the fullness of Christian initiation [17]
The order of the sacraments of initiation [18]
Initiation, the ecclesial community and the family [19]
II. The Eucharist and the sacrament of reconciliation
Their intrinsic connection [20]
Some pastoral concerns [21]
III. The Eucharist and the anointing of the sick [22]
IV. The Eucharist and the Sacrament of Holy Orders
In persona Christi capitis
[23]
The Eucharist and priestly celibacy [24]
The clergy shortage and the pastoral care of vocations [25]
Gratitude and hope [26]
V. The Eucharist and matrimony
The Eucharist, a nuptial sacrament [27]
The Eucharist and the unicity of marriage [28]
The Eucharist and the indissolubility of marriage [29]
The Eucharist and Eschatology
The Eucharist: a gift to men and women on their journey [30]
The eschatological banquet [31]
Prayer for the dead [32]
The Eucharist and the Virgin Mary [33]
PART TWO:
THE EUCHARIST, A MYSTERY TO BE CELEBRATED
Lex orandi and lex credendi [34]
Beauty and the liturgy [35]
The eucharistic celebration, the work of “Christus Totus”
Christus totus in capite et in corpore [36]
The Eucharist and the risen Christ [37]
Ars celebrandi [38]
The Bishop, celebrant par excellence [39]
Respect for the liturgical books and the richness of signs [40]
Art at the service of the liturgy [41]
Liturgical song [42]
The structure of the eucharistic Celebration [43]
The intrinsic unity of the liturgical action [44]
The liturgy of the word [45]
The homily [46]
The presentation of the gifts [47]
The Eucharistic Prayer [48]
The sign of peace [49]
The distribution and reception of the Eucharist [50]
The dismissal: “Ite, missa est” [51]
Actuosa participatio [52]
Authentic participation [53]
Participation and the priestly ministry [53]
The eucharistic celebration and inculturation [54]
Personal conditions for an “active participation” [55]
Participation by Christians who are not Catholic [56]
Participation through the communications media [57]
Active participation by the sick [58]
Care for prisoners [59]
Migrants and participation in the Eucharist [60]
Large-scale celebrations [61]
The Latin language [62]
Eucharistic celebrations in small groups [63]
Interior participation in the celebration
Mystagogical catechesis [64]
Reverence for the Eucharist [65]
Adoration and eucharistic devotion
The intrinsic relationship between celebration and adoration [66]
The practice of eucharistic adoration [67]
Forms of eucharistic devotion [68]
The location of the tabernacle [69]
PART THREE:
THE EUCHARIST, A MYSTERY TO BE LIVED
The eucharistic form of the christian life
Spiritual worship – logiké latreía (Rom 12:1) [70]
The all-encompassing effect of eucharistic worship [71]
Iuxta dominicam viventes
 – living in accordance with the Lord's Day [72]
Living the Sunday obligation [73]
The meaning of rest and of work [74]
Sunday assemblies in the absence of a priest [75]
A eucharistic form of Christian life, membership in the Church [76]
Spirituality and eucharistic culture [77]
The Eucharistic and the evangelization of cultures [78]
The Eucharist and the lay faithful [79]
The Eucharist and priestly spirituality [80]
The Eucharist and the consecrated life [81]
The Eucharist and moral transformation [82]
Eucharistic consistency [83]
The Eucharist, a mystery to be proclaimed
The Eucharist and mission [84]
The Eucharist and witness [85]
Christ Jesus, the one Saviour [86]
Freedom of worship [87]
The Eucharist, a mystery to be offered to the world
The Eucharist, bread broken for the life of the world [88]
The social implications of the eucharistic mystery [89]
The food of truth and human need [90]
The Church's social teaching [91]
The sanctification of the world and the protection of creation [92]
The usefulness of a Eucharistic Compendium [93]
Conclusion [94]

1. The sacrament of charity (1), the Holy Eucharist is the gift that Jesus Christ makes of himself, thus revealing to us God's infinite love for every man and woman. This wondrous sacrament makes manifest that "greater" love which led him to "lay down his life for his friends" (Jn 15:13). Jesus did indeed love them "to the end" (Jn 13:1). In those words the Evangelist introduces Christ's act of immense humility: before dying for us on the Cross, he tied a towel around himself and washed the feet of his disciples. In the same way, Jesus continues, in the sacrament of the Eucharist, to love us "to the end," even to offering us his body and his blood. What amazement must the Apostles have felt in witnessing what the Lord did and said during that Supper! What wonder must the eucharistic mystery also awaken in our own hearts!
The food of truth
2. In the sacrament of the altar, the Lord meets us, men and women created in God's image and likeness (cf. Gen 1:27), and becomes our companion along the way. In this sacrament, the Lord truly becomes food for us, to satisfy our hunger for truth and freedom. Since only the truth can make us free (cf. Jn 8:32), Christ becomes for us the food of truth. With deep human insight, Saint Augustine clearly showed how we are moved spontaneously, and not by constraint, whenever we encounter something attractive and desirable. Asking himself what it is that can move us most deeply, the saintly Bishop went on to say: "What does our soul desire more passionately than truth?" (2) Each of us has an innate and irrepressible desire for ultimate and definitive truth. The Lord Jesus, "the way, and the truth, and the life" (Jn 14:6), speaks to our thirsting, pilgrim hearts, our hearts yearning for the source of life, our hearts longing for truth. Jesus Christ is the Truth in person, drawing the world to himself. "Jesus is the lodestar of human freedom: without him, freedom loses its focus, for without the knowledge of truth, freedom becomes debased, alienated and reduced to empty caprice. With him, freedom finds itself." (3) In the sacrament of the Eucharist, Jesus shows us in particular the truth about the love which is the very essence of God. It is this evangelical truth which challenges each of us and our whole being. For this reason, the Church, which finds in the Eucharist the very centre of her life, is constantly concerned to proclaim to all, opportune importune (cf. 2 Tim 4:2), that God is love.(4) Precisely because Christ has become for us the food of truth, the Church turns to every man and woman, inviting them freely to accept God's gift.
Read More …


Gereja Katolik mengimani bahwa penyelamatan adalah misteri paling agung yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia karena penyelamatan melibatkan Allah dan manusia. Hal ini sangat misterius karena Allah dalam hakikatnya yang sangat suci dan maha tinggi berkenan untuk turun ke dunia dan mewujud dalam rupa yang fana sebagai manusia hanya untuk menyelamatkan manusia agar terlepas dari dosa. Sedangkan dari sisi manusia, penyelamatan merupakan suatu hal yang misterius karena menyangkut kedudukan manusia sebagai ciptaan yang sebagai subyek dan obyek keselamatan menjadi sangat penting, dan yang menjadi misteri ialah seberapa besar sebenarnya kedudukan manusia itu sendiri di mata Allah sehingga layak diselamatkan dan mengapa manusia diajak untuk bukan hanya menjadi pihak yang diselamatkan tetapi juga bersama-sama dengan Allah mengupayakan keselamatan kepada semua makhluk tanpa memandang hal-hal yang bisa membedakan antar manusia dan menghalangi maksud dan tujuan keselamatan itu sendiri.
Namun selain dari misteri keselamatan itu sendiri, panggilan Allah kepada manusia untuk turut serta secara aktif berperan dalam misteri keselamatan turut menjadi misteri lain yang sangat agung dan mengherankan. Betapa tidak, jika dipertimbangkan secara logis, panggilan untuk hidup dalam jabatan imamat rajawi tidak memberikan satu keuntungan sedikit pun, malah memberikan kerugian di berbagai sisi. Bayangkan, dengan memilih untuk menjalani hidup imamat, seseorang secara sadar melepaskan keterikatannya kepada dunia, dalam hal ini harta, kebebasan, dan kebutuhan dasar akan keinginan biologisnya. Secara singkat, setiap pria yang bergabung dalam komunitas ikatan imamat rajawi akan menyangkal diri dengan menyatakan terlepas secara sadar dan nyata dari 3 tuntutan diri alamiah dari dalam diri setiap pria yakni harta, jabatan, dan kedudukan karena dengan menjadi seorang imam berarti seseorang harus bersedia untuk tidak terikat dengan harta dunia atau hidup dalam ketidakpastian karena tidak memiliki sumber pendapatan yang tetap dan malah setiap pendapatan yang ada padanya harus rela ia berikan kepada orang lain yang membutuhkan atau kepada Gereja bahkan pada saat ketika ia sesungguhnya juga sedang membutuhkan dana untuk suatu keperluan, namun karena tugas imamat yang diembannya maka ia harus rela melepaskan dana itu untuk memenuhi kebutuhan orang lain yang lebih membutuhkan dari ia.
Read More …

Berdasarkan Kompendium Katekismus Gereja Katolik, artikel 218, 
Liturgi adalah perayaan misteri Kristus, dan secara khusus misteri kebangkitan-Nya. Dengan melaksanakan imamat Yesus Kristus, liturgi menyatakan dalam tanda-tanda dan membawa pengudusan bagi umat manusia. Pemujaan kepada Allah dilaksanakan oleh Tubuh Mistik Kristus, yaitu oleh kepala dan para anggotanya.
sedangkan pada artikel 219 dinyatakan peran liturgi sebagai berikut :
Liturgi sebagai tindakan suci par excellence adalah puncak yang menjadi arah
kegiatan Gereja dan merupakan sumber semua kekuatannya. Melalui liturgi, Kristus
meneruskan karya penebusan kita dalam, dengan, dan melalui Gereja.

Sejalan dengan ajaran tersebut, dapat dipahami bahwa melalui liturgi, Gereja berusaha untuk mengalami persatuannya yang luhur dengan Allah dan dalam liturgi pula, Gereja senantiasa berusaha untuk menemukan jatidiri Kristus yang sepenuhnya. Oleh karena itu, setiap liturgi sudah seharusnya dijalankan sepenuhnya dengan tetap memberi fokus utama pada semangat yang dibawa oleh setiap ritus liturgi. Dalam liturgi, Gereja berupaya untuk menghadirkan Allah yang telah lahir, berkarya, disalib, wafat, bangkit, dan naik ke surga dalam kehidupan manusia di dalam setiap aspek kehidupan duniawi. Namun bukan berarti, liturgi harus disesuaikan dengan kebutuhan manusia. Karena pada hakikatnya, liturgi berasal dari Allah sehingga liturgi memiliki sifat yang pertama utama yakni suci karena kesucian yang berasal dari Allah yang telah mewahyukannya kepada manusia. Kesucian liturgi hendaknya senantiasa dipertahankan karena liturgi menjadi salah satu cara bagi Allah dan manusia untuk mencapai persatuan yang sempurna, namun kesucian hanyalah merupakan suatu sifat. Hal yang jauh lebih penting lagi ialah maksud, semangat, dan tujuan yang dibawa oleh liturgi itu sendiri. Dari sisi manusia, liturgi juga menjadi bentuk kerinduan manusia untuk memahami pribadi Allah dan hasrat mendalam untuk segera bersatu dengan Allah sehingga dalam setiap liturgi, terjadi interaksi dua arah antara Allah dan manusia yang pada intinya hendak mencapai persatuan yang sempurna dalam kasih. Hal ini selaras dengan permohonan yang diutarakan oleh Yesus kepada Bapa yakni supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu.
Read More …

(http://www.catholicnewsagency.com/new.php?n=23847)

VATICAN CITY, November 26 (CNA/EWTN News) .- Pope Benedict XVI has told bishops of the United States not to be silenced by those who seek to muzzle Catholicism in public life.

“Despite attempts to still the Church’s voice in the public square, many people of good will continue to look to her for wisdom, insight and sound guidance,” Pope Benedict said in his address to 20 bishops of New York gathered in the Vatican’s Apostolic Palace on Nov. 26. 

The Pope called upon them to “exercise the prophetic dimension of your episcopal ministry by speaking out, humbly yet insistently, in defense of moral truth, and offering a word of hope, capable of opening hearts and minds to the truth that sets us free.”

New York's bishops are in Rome for their regular “ad limina” visit to update the Pope and the Vatican on the health of the Church in their state. Their delegation is the second of 15 U.S. groups that will make their way to Rome in the coming months.

The dioceses represented this morning were New York, Albany, Brooklyn, Buffalo, Ogdensburg, Rochester, Rockville Centre and Syracuse.
Read More …

(http://www.catholicnewsagency.com/new.php?n=23849)

VATICAN CITY, November 27 (CNA/EWTN News) .- Advent offers a chance to remember that all things belong to God, Pope Benedict XVI told pilgrims in his Angelus address on Nov. 27.

"In reality, the true 'owner' of the world is not man but God," said the Pope to the thousands gathered in St. Peters Square on the first Sunday of Advent.

The Pope reflected on the day's scripture reading in which the Prophet Isaiah tells God there is "none who calls upon your name, who rouses himself to cling to you; for you have hidden your face from us and have delivered us up to our guilt."

"How can we not be impressed by this description?" asked Pope Benedict, who spoke of its relevance to today's world.
Read More …


Read More …


Read More …

Credo in unum Deum
Patrem omnipoténtem,
factórem cæli et terræ,
visibílium ómnium et invisibílium.
Et in unum Dóminum Iesum Christum,
Fílium Dei Unigénitum,
et ex Patre natum ante ómnia sæcula.
Deum de Deo, lumen de lúmine, Deum verum de Deo vero,
génitum, non factum, consubstantiálem Patri:
per quem ómnia facta sunt.
Qui propter nos hómines et propter nostram salútem
descéndit de cælis.
Et incarnátus est de Spíritu Sancto
ex María Vírgine, et homo factus est.
Crucifíxus étiam pro nobis sub Póntio Piláto;
passus, et sepúltus est,
Read More …

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini