Pangeran Landolf Aquinas menyerahkan anaknya, yaitu Thomas, pada biarawan Benediktin di Monte Kasino, Italia dengan harapan suatu ketika anaknya menjadi abbas yang kaya. Pada usia 19 tahun Thomas masuk Ordo Dominikan. Selama hidupnya Thomas banyak belajar dan mengajar serta mempunyai devosi yang sangat kuat terhadap Sakramen Maha Kudus. Gereja mewarisi karya-karya Thomas sebagai harta karun Gereja yang sangat berharga.
![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_ucQ16UsQgV6S7AOwo82GiiaFAFwZL15SBXAkvPiGLor2WjwGOvhw_O-gGk-gaPicGe6oiymDzmeNhPdk9scZgVZ_UaXWm8v52dN5dR7D-2fGZFoV6FDqkDuJABL024tTwlYEUiDd6VXG6d0Q=s0-d)
Ia menjelaskan mengenai transubstantiasi (perubahan elemen Ekaristik menjadi Tubuh dan Darah Kristus), dan ia pula yang menemukan kata/sebutan untuk hal itu. Ketika upacara baru
Corpus Christi (Tubuh Kristus) dimasukkan dalam kalender Gereja tahun 1264, ia menulis liturginya dan mensyairkan madah pujian Sakramen Maha Kudus yakni
Laude Sion Salvatorem, Pange Lingua Gloriosi (yang ditutup dengan
Tantum Ergo dinyanyikan selama Pemberkatan Sakramen Maha Kudus),
Sacri Soles (diakhiri dengan
Panis Angelicus),
Verbum Supernum Prodiens (diakhiri dengan lagu Benedictin lainnya
O Salutaris Hostia), dan
Adoro te Devote. Semuanya dikenal umat Katolik hingga sekarang. Karya lain yang juga terkena adalah
Summa Contra Gentiles (rangkuman melawan bangsa kafir, pegangan kaum misionaris),
Summa Theologiae (sistematisasi teologi yang paling sempurna, pegangan untuk mengajar orang sederhana).
Ia mempunyai banyak pengalaman spiritual, dimana Yesus berbicara dengannya saat dia berdoa dengan khusyuk. Wafat pada 7 Maret 1274 ketika usianya baru 49 tahun. Ia dinyatakan kudus tahun 1323 dan mendapat gelar "Pujangga Gereja" dari Paus Pius V tahun 1567. Pesta peringatannya dirayakan setiap tanggal 28 Januari oleh Gereja Katolik.