Bab I Nama dan Asal
Dalam masa penggembalaannya, Bapa Suci Benediktus XVI pernah mengeluarkan suatu dokumen yakni Deus Caritas Est yang berarti Allah adalah Cinta Kasih, suatu dokumen yang menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin untuk menjelaskan hakikat luhur Allah, yang dengan alasan itu juga manusia dan seluruh ciptaan hadir yakni berkat karunia kasih. Kasih membawa kedamaian dan menjadi pelita jiwa dan hidup, sejak dari awal mula, begitupun dunia penuh kasih karena ia berasal dari Allah sendiri. Namun kegelapan mulai merasuk ke dalam dunia akibat dari eksistentsi Sang jahat dalam dunia. Terang dan Gelap saling berselisih dan mewarnai kehidupan manusia, namun bukan berarti berbagi dunia selayaknya suatu kontrak bisnis atau perjanjian dagang, sebagaimana yang diyakini oleh para pengikut Kataris.
Semenjak kejatuhannya dalam dosa pada zaman awal kehidupan, manusia masuk dalam suatu perjuangan untuk menemukan identitas, perjuangan untuk tetap pada sisi terang atau gelap. Namun manusia tidak berjuang sendiri. Atas limpahan kasih-Nya, sang Maharahim menyertai manusia melalui wahyu-wahyu yang disampaikan pada para nabi dan berakhir pada puncak pewahyuan diri Allah sendiri pada manusia. Wahyu Allah yang hidup memberi kekuatan baru kepada seluruh legioner yang bersama-sama dengan Sang Bunda mengarahkan seluruh yang ada pada dirinya masing-masing kepada Allah melalui doa, kata, dan kerja. Melalui doa, kata, dan kerjanya, Legio berperang dengan dunia namun bukan dalam arti fisik karena perjuangan atau perang semacam ini tidak sesuai dengan mutiara iman akan kasih dan kedamaian yang dianut seutuhnya oleh Legio sebab hanya kerusakan dan keburukan yang dihasilkan oleh perang semacam ini. Perang Legio ialah perang melawan buah-buah kegelapan yang merasuk dan menghancurkan dunia. Layaknya legiun Romawi, Legio maju berderap gagah ke medan perang dengan tombak iman akan Trinitas, perisai Rosario Suci, baju zirah Maria, serta pedang Sakramen Maha Kudus, menebas tak bersisa borok-borok dunia, Legio Kegelapan, yang berusaha menjadikan dunia dan seluruh isinya masuk dalam kuasa maut.
Kesederhanaan haruslah selalu menjadi nafas legio karena di dalamnya iman suci akan bertumbuh, sama seperti kelahirkan legio yang sederhana di Dublin, begitu pula setiap legioner harus hidup dalam kesederhanaan dan kesahajaan karena sesungguhnya kemuliaan jiwa yang mampu mengalahkan segala kejahatan, bermula dari hidup yang sederhana dan bersahaja. Sungguh beruntungnya Legio Maria memiliki Bunda Ilahi sebagai panglima dan ibu mereka. Melalui doa-doa dan laku iman pada Sang Rosa Mystica, dunia beroleh damai dan keselamatan bahkan Sang Ular sendiri pun mampu ia remukkan kepalanya.
Legio Maria juga adalah Legio Allah karena mereka sudi diperintah Allah dengan misi mematahkan setiap kuk dan belenggu kegelapan dengan doa, kasih, dan kemurnian mereka serta dengan mewartakan iman suci akan Sang Maha Rahim.
Categories:
Legio Maria