Dominus Vobiscum

1. With great affliction the Church has learned of the unlawful episcopal ordination conferred on 30 June last by Archbishop Marcel Lefebvre, which has frustrated all the efforts made during the previous years to ensure the full communion with the Church of the Priestly Fraternity of St. Pius X founded by the same Mons. Lefebvre. These efforts, especially intense during recent months, in which the Apostolic See has shown comprehension to the limits of the possible, were all to no avail.(1)
2. This affliction was particularly felt by the Successor of Peter to whom in the first place pertains the guardianship of the unity of the Church,(2) even though the number of persons directly involved in these events might be few. For every person is loved by God on his own account and has been redeemed by the blood of Christ shed on the Cross for the salvation of all.
The particular circumstances, both objective and subjective in which Archbishop Lefebvre acted, provide everyone with an occasion for profound reflection and for a renewed pledge of fidelity to Christ and to his Church.
Read More …

Homily on the 20th anniversary of the establishment of the FSSP.
Trinità dei Pellegrini Catholic Church, Rome, October 18, 2008.
“He sent them two and two before his face into every city and place whither He Himself was to come.” (Gospel)
Esteemed Superior General, Father John Berg,
Esteemed Fellow Priests,
Dear Seminarians,
Dear Faithful!
God, our Lord, has always wanted to save individual persons, to unlock for others the abundance of his treasures.    He himself selects those who should be sent into his harvest: “You have not chosen me: but I have chosen you; and have appointed you, that you should go, and should bring forth fruit; and your fruit should remain” (Alleluja verse). The chosen are sent out as workers and not as rulers over God's inheritance; not as owners, but as stewards of God’s secrets.
This choosing assumes a great trust:  the entrusted treasure is Christ himself; therefore Christ also calls his chosen ones “friends.” “I no longer call you servants, but friends, because I have told you everything which I have heard from My Father. “ The chosen are workers, servants, and friends of the bridegroom: “I hold your friends in high esteem, O God” (Introit).
Read More …

Text of the agreement signed at Rome during the meeting between His Eminence Josef Cardinal Ratzinger and His Excellency Archbishop Marcel Lefebvre. The Archbishop renounced the protocol before proceeding with episcopal consecrations on 30 June 1988 in the absence of a pontifical mandate and against the wishes of the Supreme Pontiff.
[Original: French]

I. Text of the Doctrinal Declaration

I, Marcel Lefebvre, Archbishop-Bishop emeritus of Tulle, as well as the members of the Priestly Fraternity of St. Pius X founded by me:
1. Promise to be always faithful to the Catholic Church and the Roman Pontiff, her Supreme Pastor, Vicar of Christ, Successor of Blessed Peter in his primacy as Head of the Body of Bishops.
2. We declare our acceptance of the doctrine contained in number 25 of the Dogmatic Constitution Lumen Gentium of the Second Vatican Council on the ecclesial Magisterium and the adherence which is due to that magisterium.
Read More …

Konsili Vatikan II merupakan konsili dalam sejarah Gereja Katolik yang membawa pengaruh dan perubahan yang besar dan mendasar pada hidup Gereja Katolik. Konsili ini menghasilkan dokumen-dokumen yang mencerminkan pemikiran Gereja sebagai tanggapan atas keadaan dunia dan tindakan Gereja untuk semakin membuka diri terhadap dunia dengan segala perubahannya. Gereja Katolik tidak lagi menjadi tertutup dari dunia, tetapi menerima perubahan dunia yang selaras dengan cahaya iman yang berasal dari ajaran Kristus.
Akibat konsili ini, maka tercipta semacam kelompok-kelompok terkait Misa Kudus. Kelompok pertama disebut kelompok konservatif, sedangkan kelompok yang lainnya disebut sebagai kelompok yang liberal. Kelompok konservatif masih terbagi lagi menjadi kelompok yang semi konservatif dan ultra konservatif. Mari kita bahas satu per satu dari keseluruhan kelompok ini.
1. Kelompok semi konservatif merupakan kelompok dalam Gereja Katolik yang tercipta setelah Konsili Vatikan II. Kelompok ini berpendapat bahwa tradisi luhur Gereja harus tetap dipertahankan antara lain berupa penyelenggaraan Misa Kudus dalam bahasa Latin serta penggunaan bahasa Latin dalam kegiatan-kegiatan Gerejawi. Namun begitu, kelompok ini tetap menyadari bahwa Gereja harus senantiasa berkembang dari waktu ke waktu dan memperhatikan perkembangan dunia yang terjadi di sekelilingnya. Oleh karena itu Gereja harus membuka diri terhadap perkembangan ini dan kemudian memanfaatkannya demi perkembangan kehidupan Gereja sendiri dan untuk pewartaan Sabda Allah yang lebih mengena sesuai dengan tuntutan zaman. Salah satu ciri khas dari kelompok ini ialah mereka tetap menyelenggarakan Misa Kudus dalam Ritus Missa Forma Extraordinaria tetapi senantiasa menerima segala hasil Konsili Vatikan II.
Read More …

Genoveva dilahirkan sekitar tahun 422 di Nanterre, sebuah desa kecil, empat mil jauhnya dari Paris. Ketika masih sangat muda, ia rindu untuk membaktikan hidupnya kepada Yesus. Setelah kedua orangtuanya meninggal dunia, Genoveva tinggal bersama neneknya. Ia menghabiskan waktunya dengan berdoa setiap hari. Ia menjadi sangat akrab dengan Yesus dan ingin membagikan kebaikan-Nya kepada orang-orang lain juga. Genoveva adalah seorang gadis yang lemah lembut dan murah hati. 
Dengan caranya sendiri, ia melakukan hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi sesama.
Penduduk Paris bersiap-siap hendak melarikan diri dari suatu balatentara ganas yang datang untuk menyerang mereka. Genoveva tampil. Ia membangkitkan semangat warga kota agar mengandalkan Tuhan. Ia mengatakan bahwa jika mereka melakukan matiraga, maka mereka akan dibebaskan. Orang-orang percaya dan melakukan apa
yang dikatakannya, dan balatentara Hun yang ganas sekonyong-konyong berbalik kembali. Mereka tidak menyerang kota sama sekali.
Read More …

Basilius dan Gregorius dilahirkan di Asia Kecil pada tahun 330. Sekarang daerah tersebut dikenal dengan nama Turki. Keluarga Basilius: nenek, ayah, ibu, dua saudara serta seorang saudarinya semuanya adalah orang kudus. Sedangkan orangtua Gregorius adalah St. Nonna dan St. Gregorius Tua. Basilius dan Gregorius saling bertemu dan menjadi sahabat karib di sekolah di Athena, Yunani.
Basilius kemudian menjadi seorang guru yang tersohor. Suatu hari, saudarinya yaitu St. Makrina, menyarankan agar ia menjadi seorang biarawan. Basilius mendengarkan nasehat baik saudarinya, pergi ke tempat yang sunyi dan di sana mendirikan biaranya yang pertama. Regula (=peraturan biara) yang ditetapkannya bagi para biarawannya amatlah bijaksana. Biara-biara Gereja Timur masih menerapkannya hingga saat ini.
Keduanya, Basilius dan Gregorius, menjadi imam dan kemudian Uskup. Mereka dengan berani berkhotbah menentang bidaah Arianisme yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan. Ajaran sesat ini membingungkan
Read More …

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini