Dominus Vobiscum

Ekaristi - Rahmat surgawi yang mulia

Sejak pertama kali dinyatakan oleh Kristus pada malam perjamuan terakhir, Ekaristi menjadi suatu rahmat surgawi mulia yang sama sekali tidak diperkirakan sebelumnya akan diterima oleh para rasul, karena selain menjadi titik awal kelahiran Gereja Katolik (kata "katolik" sendiri baru digunakan setelah terjadi pembaptisan di Antiokhia), Ekaristi merupakan bukti nyata penyerahan diri Kristus sendiri sebagai kurban silih penghapus dosa umat manusia. Melalui perkataan-Nya, "Terimalah dan makanlah. Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagimu", Kristus menyerahkan tubuh-Nya sendiri sebagai makanan rohani yang menyelamatkan jiwa dan raga para penyambutnya. Melalui perkataan-Nya yang lain pula, "Terimalah dan minumlah. Inilah piala Darah-Ku. Darah Perjanjian Baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang demi penghapusan dosa. Lakukanlah ini untuk mengenangkan Daku", Kristus kembali mengurbankan diri melalui pencurahan darah suci-Nya kepada manusia yang berkuasa untuk menyelamatkan jiwa dan raga para penyambutnya. Penganugerahan rahmat surgawi ini sungguh merupakan bukti bahwa memang "betapa besar kasih Allah kepada dunia sehingga Ia mengaruniakan putera tunggal-Nya kepada dunia" dan betapa penting pula kedudukan manusia sebagai citra Allah (imago Dei), betapa istimewanya pula manusia dibandingkan dengan ciptaan lain sehingga dipilih Allah untuk menjadi penerima wahyu Allah dan berbagai rahmat pengetahuan surgawi lain, meskipun betapa besar dan banyak dosa dan kesalahan yang telah diperbuat oleh manusia.

Namun bukan itu saja rahmat yang diterima manusia, bukan sekadar sebagai penerima rahmat surgawi yang kudus dan amat mengagumkanini, tetapi juga manusia diberikan anugerah istimewa lain yang turut menaikkan harkat dan kedudukan manusia dibandingkan dengan ciptaan Allah yang lainnya, yakni dipilihnya manusia untuk dapat mempersembahkan Kristus sendiri kepada Allah dalam setiap kesempatan Misa Kudus. Dalam Misa Kudus, Kristus yang tersalib dipersembahkan kembali sebagai kurban yang agung dan sebagai pembaharu hidup yang kekal. Oleh karena kurban yang dipersembahkan begitu luhur dan mulia dalam Misa Kudus, maka tidak boleh sembarangan orang melakukannya. Hanya orang-orang yang dipanggil dan ditahbiskan oleh Kristus sendiri yang boleh memimpin Misa Kudus ini. Demi tugas yang mulia ini, Gereja Kudus mengkhususkan orang-orang yang dipanggil Kristus dan menjawab panggilannya, dalam suatu proses pendidikan khusus yang diciptakan sedemikian rupa demi menempa mereka untuk mampu hidup dalam Kristus dan pelayanannya serta menguduskan diri dan hidup mereka demi Kristus. Jika telah tiba waktunya dan Gereja memandang bahwa mereka telah dianggap mampu menjalani hidup dalam Kristus dan pelayanan-Nya serta memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjalani tugas sebagai gembala Kristus, maka Gereja Kudus akan mempersembahkannya kepada Allah dan memohon agar kiranya Allah yang Maha Kuasa berkenan untuk mencurahkan rahmat pengurapan imamat surgawi kepada orang tersebut dan mengangkatnya menjadi salah seorang yang termasuk dalam kelompok gembala kawanan umat Allah.

Surga - Dunia

Menjadi salah seorang dari kaum tertahbis merupakan hal paling luhur yang mampu diperoleh manusia selama masa hidupnya karena melalui dirinyalah Allah akan menyatakan diri kepada umat-Nya, serta mereka diberikan kesempatan yang sangat langka untuk memegang Tubuh Kristus sendiri yang teramat suci. Oleh karena itu, sungguh merupakan suatu perbuatan yang sangat tidak terpuji dan sangat tercela, serta menghina hadirat Allah yang bertakhta dalam dirinya, jika ia membiarkan dirinya digoda oleh Sang Jahat dan melakukan tindakan-tindakan ayng mampu mengotori dirinya sebagai bait Allah yang hidup. Betapa jahat dan berdosanya seseorang yang masuk dalam golongan kaum tertahbis jika ia membiarkan rahmat imamat Allah yang bersemayam di dalam dirinya, yang amat suci menjadi kotor hanya demi memenuhi hasrat dunia yang fana dan sementara ini. Memang, godaan yang berasal dari dunia ini, begitu besar dan sangat memikat tetapi hal ini sudah sejak dari awal diberitahu dan diperingatkan oleh Kristus sendiri bahwa setiap orang yang mau mengikut Dia, harus memikul salibnya dan mengikuti Dia. Demikian pula kita tahu bahwa dunia akan menolak setiap orang yang mengikuti Kristus karena kebenaran ajaran-Nya, sebagaimana dunia telah terlebih dahulu menolak Kristus dan membunuh-Nya. Tetapi penghargaan akan upah di surga harus mendasari kita untuk berdiri dan berpegang teguh pada Kristus dan menolak segala godaan dunia sebab Kristus sendiri berkata bahwa setiap orang yang mampu bertahan sampai kepada kesudahannya akan memperoleh upahnya. Atau, sudahkah kita lupa akan apa yang diucapkan-Nya kepada mereka yang menyertai-Nya ketika Ia diangkat ke surga dalam awan dan kemuliaan, bahwa Ia akan pergi ke suatu tempat yang kita tidak tahu, tetapi disana Ia sendiri akan mempersiapkan tempat yang akan kita diami kelak. Betapa besar dan melimpahnya rahmat yang akan diterima oleh manusia jika senantiasa berjalan dalam bimbingan dan rahmat Allah, teristimewa mereka yang mengkhususkan diri utnuk melayani Tuhan sepanjang masa hidup mereka. Untuk mencapai keistimewaan itu, maka dibutuhkan suatu pengurbanan, namun bukan langsung merujuk kepada pengurbanan jiwa (meskipun jika tiba saatnya, jika dibutuhkan maka jiwa juga harus dikurbankan demi kemuliaan Kristus), tetapi lebih kepada segenap tindakan yang mampu menjadi teladan umat. Pertama, awalilah dengan memberikan teladan tentang penghormatan yang layak dan pantas bagi Sakramen Maha Kudus. Di tengah derasnya arus sekularisme dan protestantisme yang tidak mengakui Kristus yang hadir dan mewujud dalam Sakramen Maha Kudus, yang mengalir tanpa henti ke dalam Gereja Katolik dan mencoba untuk menghanyutkan jiwa-jiwa ke sungai yang tiada dialiri oleh arus rahmat Ilahi, kaum klerus harus berada di setiap sisi benteng pertahanan iman demi melawan arus dunia yang jahat ini. Namun terpujilah Allah yang Maha Kuasa karena walaupun arus ini begitu kuat dan jahat, Allah telah memberikan Putera-Nya yang mewujud dalam Sakramen Maha Kudus sebagai sumber kekuatan dan pendamping kita sehingga kita tidak perlu takut akan kalah. Penghormatan yang layak kepada Sakramen Maha Kudus akan memberikan kita kekuatan yang cukup untuk menghadapi arus ini dan bahkan memperkuat kita untuk memperkenalkan Kristus kepada dunia.

Kedua, berbaktilah kepada Bunda Allah yang Suci. Kebaktian yang total kepada Bunda Allah merupakan salah satu cara yang ampuh untuk mengenal Kristus sendiri. Namun perlu senantiasa diingat, bahwa kebaktian kepada Bunda Allah jangan sampai melenceng kepada tindakan penyembahan kepada sang Bunda, karena sesungguhnya hanya Allah Tritunggal Maha Kudus yang harus senantiasa disembah dan dimuliakan sepanjang segala abad. Penghormatan kepada Sang Bunda turut memberikan kita pengetahuan yang berlimpah tentang bagaimana sesungguhnya Kristus dan bagaimana cara yang sepantasnya kita lakukan untuk menghormati Kristus. Sisi keibuan dari Bunda Allah juga menjadikan kita dekat dengan Allah. Sang Bunda juga tidak pernah memberikan kita hukuman yang memberatkan, Sang Bunda hanya senantiasa memperingatkan dan jika sudah melewati batas akan menegur. Namun walaupun hanya teguran, akan sangat melukai hati kita karena ia memang adalah Bunda kita juga. Oleh karena itu, janganlah membuat ia bersedih hanya karena tindakan-tindakan kita yang menyakiti hati Puteranya.

Categories:

Leave a Reply

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini