Dominus Vobiscum

Berbicara tentang hidup, berarti berbicara tentang manusia dan berbicara tentang manusia berarti berbicara tentang untuk apa manusia diciptakan.
Sejak awal mula penciptaan, Allah menyatakan keagungan-Nya, cinta-Nya yang begitu agung. Puncak dari cinta ini ialah penciptaan manusia, yang diciptakan seturut citra Allah.
Deus Caritas Est, yang berarti Allah adalah kasih, menunjukkan hakikat Allah, hakikat yang sama juga berada dalam diri setiap insan. Dalam setiap insan terpancar sinar Ilahi, yang untuknya setiap insan dituntut untuk menjaga dan mengembangkan sinar itu lewat segala tindakan kasih nyata, bukan hanya sekedar teori atau ucapan.
Muncul pertanyaan, siapakah sesama kita manusia, yang kepadanya kita dituntut berbuat kasih?
Sesama kita manusia ialah setiap insan yang hidup berkat kasih Allah. Setiap jiwa ialah sesama kita, begitu pun hewan dan tumbuhan, bahkan maut sekalipun adalah saudara kita (St. Fransiskus dari Asisi). Sesama kita berarti pula setiap pribadi yang melaluinya Allah menyatakan kemuliaan-Nya. Kepada mereka kita nyatakan kasih kita.

Kasih, apa itu?
Apakah berarti cinta, selayaknya yang tumbuh dalam relasi antarmanusia?
Kasih, lebih luas dari cinta insani. Dalam kasih yang tulus, murni, dan sejati, kita mampu untuk memahami semua keindahan yang diberikan-Nya bahkan dalam kesusahan sekalipun.
Lalu bagaimana kita berbuat kasih?
Ia bersabda,"Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap jiwamu, dengan segenap pikiranmu, dengan segenap akal budimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" dan "Apa yang kauperbuat untuk salah seorang saudara-Ku yang paling hina ini telah Kau perbuat demi Aku."
Kita dapat berbuat kasih bagi sesama kita, seluruhnya. Bagi yang berkekurangan, mari kita sambut mereka dalam kehangatan kasih, seperti yang Ia sabdakan, "Ketika Aku sakit, kau melawatku. Ketika Aku dalam penjara, kau menjengukku. Ketika Aku telanjang, kau memberikan-Ku pakaian." Berbuat kasih berarti pula memaafkan mereka yang telah berbuat kesalahan pada kita, mendoakan mereka, dan memohonkan berkat dan pengampunan bagi mereka.
Berbuat kasih berarti mau meninggalkan hidup lama yang kurang baik dan hidup di jalan-Nya. Berbuat kasih berarti menjaga bumi dan lingkungan ini agar tetap lestari. Berbuat kasih berarti mendatangkan kebahagiaan, kedamaian, cinta bagi setiap insan bahkan jika kita dalam kesusahan. Berbuat kasih berarti mau berkorban bagi sesama.
Berbuat kasih berarti berbuat segala sesuatu sesuai hak dan kewajiban kita.
Berbuat kasih, berarti menerima Ia, yang dalam persekutuan Bapa dan Roh Kudus, dilahirkan Perawan Tersuci, Bintang Samudera, menjadi Allah kita, meraja dalam diri kita.

Rabu ini, Gereja Suci merayakan Rabu Abu, peristiwa untuk mengenakan abu di kening sebagai wujud pertobatan dan awal masa Prapaskah. Rabu Abu menjadi awal bagi kita mengingat apa saja yang telah kita perbuat, apakah sesuai dengan hukum Kasih atau tidak? Rabu Abu menjadi saat bagi kita untuk tidak hanya melihat ke atas tapi juga ke bawah, tidak hanya ke depan, tapi ke samping.

Categories:

Leave a Reply

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini