Dominus Vobiscum


            Inovasi dan teknologi merupakan dua hal yang saling terkait satu sama lain, bagaikan dua sisi pada koin, tidak dapat dipisahkan. Suatu teknologi tidak mungkin tercipta tanpa adanya suatu inovasi. Sedangkan inovasi sendiri merupakan suatu hal yang merupakan tanggapan atas seseorang terhadap suatu masalah yang dalam pemikirannya membutuhkan suatu pemecahan yang mendesak dan aplikatif, bukan sekadar teori yang tertulis di atas kertas, tetapi sebagai solusi nyata atas suatu masalah yang dialami. Semua teknologi yang kita nikmati saat ini pada awalnya memang merupakan suatu pemecahan atas masalah yang dialami penciptanya. Teknologi transportasi misalnya, merupakan pemecahan atas masalah jangka waktu yang harus ditempuh seseorang ketika ingin bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Teknologi yang pada awalnya bermula dari perjalanan kaki kemudian berkembang menjadi penggunaan hewan sebagai sarana transportasi dan berlanjut pada penggunaan roda pada kendaraan yang terbagi lagi kemudian menjadi gerobak, sepeda, sepeda motor, mobil, kereta api, kemudian pesawat dan lebih lanjut berkembang menjadi sarana transportasi ruang angkasa.
Fenomena yang sama juga terjadi sampai kini. Dibutuhkan suatu masalah untuk memunculkan suatu inovasi, yang kelak akan berkembang menjadi teknologi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah tersebut. Masalah yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu inovasi bukan melulu masalah yang rumit, bahkan masalah yang kecil pun dapat menjadi sumber lahirnya inovasi. Masalah yang seperti ini bahkan dapat mengejutkan kita karena mampu memberikan kesempatan terciptanya teknologi yang menurut sebagian orang perkara sepele. Misalnya saja teknologi yang diciptakan oleh sekelompok orang muda berupa aplikasi untuk telepon seluler untuk mengetahui lokasi dari tempat-tempat aktivitas publik seperti ATM, lokasi belanja, SPBU, bank, dan lain-lain. Bagi sebagian orang, mungkin ini perkara sepele karena hal ini sangat mudah untuk dilakukan. Tetapi bagi sebagian orang lain, perkara sepele semacam ini akan sangat membantu karena bisa saja mereka tidak sempat untuk melakukan kegiatan yang menurut orang lain bisa dilakukan karena tidak tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan tersebut, atau bahkan jika orang yang bersangkutan merupakan pendatang di suatu daerah sehingga tidak mengetahui lokasi-lokasi yang sebenarnya sudah sepantasnya diketahui oleh setiap orang yang berada di suatu wilayah, sebagaimana yang terjadi ketika masa liburan datang ketika banyak orang mengadakan perjalanan kembali ke daerah masing-masing. Jika menempuh perjalanan yang panjang dari lokasi awal ke lokasi tujuan, maka tersedianya informasi ini akan sangat membantu mereka.
            Lain halnya dengan teknologi teleskop yang kini dipergunakan untuk observasi astronomi. Teknologi teleskop yang pada mulanya berasal dari pengamatan atas keistimewaan mata untuk memperbesar obyek yang kelihatannya kecil atau obyek yang besar namun secara menakjubkan bisa kelihatan di mata yang begitu kecil. Pengamatan yang menimbulkan rasa keingintahuan yang begitu besar ini pulalah yang mendorong manusia untuk mengaplikasikannya pada alat-alat tertentu yang kemudian memampukan manusia menggunakan kaca pembesar untuk mengamati obyek-obyek kecil. Teknologi ini kemudian berkembang menjadi mikroskop maupun teleskop. Teleskop sendiri berkembang dari yang memiliki perbesaran yang kecil sampai sekelas teleskop dalam bentuk satelit ruang angkasa yang memiliki kemampuan untuk meneropong keberadaan obyek ruang angkasa yang jaraknya bisa mencapai puluhan ribu kilometer atau bahkan lebih.
            Masalah adalah pangkal dari segala teknologi. Oleh karena itu bangsa Indonesia harus dibiasakan untuk menghadapi masalah dan untuk berpikir tentang bagaimana memecahkan masalah tersebut, bukan untuk menghindarinya. Pendekatan terhadap masalah ini sudah seharusnya ditanamkan semenjak tingkat dasar, semenjak para siswa diperkenalkan dengan ilmu-ilmu pengetahuan dasar baik alam maupun sosial. Kemudian siswa dilatih untuk berhadapan dengan masalah dan untuk memecahkan masalah tersebut secara logis, empiris, dan faktual. Dengan belajar memecahkan masalah menggunakan cara tersebut, setiap orang akan terbiasa untuk memandang suatu masalah sebagai sumber ide dan pengetahuan bukan sebagai hal yang memberatkan dan harus dihindari.

Categories:

Leave a Reply

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini