Dominus Vobiscum

Giuseppe Yosef Melchiorre Sarto, lahir pada 2 Juli 1835 di Riese, Italia, merupakan anak kedua dari delapan bersaudara dalam sebuah keluarga yang miskin. Oleh keluarga dan teman-temannya biasa dipanggil dengan nama Beppo. Pada usia 23 tahun ditahbiskan menjadi imam dan setelah 17 tahun menjabat sebagai pastor paroki, diangkat menjadi uskup dan kemudian Kardinal di Venesia. Dipilih menjadi paus menggantikan Paus Leo XIII yang wafat pada 20 Juli 1903 dengan mengambil nama Pius X. Semboyannya adalah "Membaharui segalanya dalam Kristus". Ia dikenal dengan sebuatan Paus Ekaristi atau Paus dari Sakramen Maha Kudus.
Dalam pemerintahannya, ia mengeluarkan ajaran resmi Gereja Katolik mengenai Pengakuan dan Komuni Pertama untuk anak-anak usia 7 tahun, dituangkan dalam Dekrit Kongregasi Suci Disiplin Sakramen Quam Singulari atau "Betapa Istimewanya" pada 8 Agustus  1910. Untuk pertama kalinya, umat didorong, jika memungkinkan, untuk menerima Yesus dalam Ekaristi setiap hari. Sebab Paus yakin, bahwa "Komuni Kudus adalah jalan tersingkat dan teraman menuju surga. Komuni Kudus akan memberi kekuatan yang mereka perlukan untuk melakukan segala sesuatu demi kasih kepada Yesus".
Selain itu banyak tindakan penting yang diambilnya sehingga membantu Gereja untuk bersikap luwes dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, misalnya: memperbaharui liturgi, menyederhanakan homili, menyemarakkan Misa dengan lagu-lagu Gregorian, mendirikan lembaga studi dan pendidikan Kitab Suci, permulaan revisi terhadap terjemahan Kitab Suci dalam bahasa Latin (Vulgata; selesai 1979) serta mendorong umat untuk membaca Kitab Suci.
Ada pengalaman menarik yang mendasari beliau untuk mengeluarkan Quam Singularis. Suatu malam, sebelum tidur, beliau singgah ke kapel dan berdoa dengan sangat khusyuk setelah melewati hari yang berat dan melelahkan. Ketika sedang berdoa di depan tabernakel, tiba-tiba pintu tabernakel terbuka dan sebuah bola emas menggelinding ke luar di atas meja altar. Bola emas itu bercahaya dikelilingi gumpalan awan, amat indah! Kemudian bola emas itu membelah, cahaya bagaikan prada memancar ke segenap penjuru, seakan-akan mengalir ke bawah. Di tengah-tengah cahaya ajaib itu beliau melihat seorang Anak, kira-kira 6 tahun umurnya, berbaju putih gemilang, rambutnya serupa benang emas halus berikal dan teruari hingga ke bahu-Nya. Anak itu bermahkota cahaya, wajah-Nya tertutup oleh kedua tangan-Nya dan sedang menangis tersedu-sedu. Beliau bertanya kepada Anak itu mengapa menangis, dan Anak itu menjawab, "Bapa Pius X dapat menolong-Ku, silahkan dan perbolehkanlah anak-anak menyambut Komuni Suci." Bapa Suci masih mengeluarkan argumentasi bahwa hal itu mustahil karena anak-anak tak akan mengerti dan menghormati Ekaristi Suci. Yesus pun menjawab, "Mengapa mustahil? Anak-anak akan mengerti jika telah belajar, anak-anak akan hormat. Dan terutama mereka akan mudah tinggal bersih. Silahkan, biarkan anak-anak datang pada-Ku sebelum layu kena hawa dosa." Kemudian beliau berjanji pada Yesus untuk mengupayakan hal itu dan pemandangan tadi lenyap. Setelah peristiwa itu, beliau mulai menulis dokumen Quam Singularis yang dikatakannya sebagai, "Tuhan sendiri yang memberikan dokumen ini padaku."
Dekrit ini menyatakan, "Anak-anak tak berdosa yang dijauhkan dari pelukan Kristus, kehilangan semua makanan bagi jiwanya. Dari mereka telah dirampas pertolongan yang paling jitu dalam melawan segala jenis cobaan, kehilangan kemurnian dan kekejian dosa sebelum mereka menyambut Komuni Kudus. Hal ini dapat dilihat sebagai suatu kesedihan yang besar, oleh karena itu seharusnya manusia diperbolehkan menyambut Komuni dalam usia yang lebih muda."
Paus Pius X wafat pada 20 Agustus 1914 dalam usia yang ke-79. Beliau dinyatakan kudus oleh Paus Pius XII tahun 1954. Hari pesta peringatannya dirayakan Gereja setiap tanggal 21 Agustus.

Categories:

Leave a Reply

Kalender Liturgi

Artikan situs ini (Translator)

Buku tamu


ShoutMix chat widget

Lokasi Tamu

Mari Berlangganan

GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!
Diciptakan berkat anugerah Allah kepada Tarsisius Angelotti Maria. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer

Cari Blog Ini