Ada cerita mengenai asal-usul Yesus dengan lebih detail. Salah satu yang akan menambah pengetahuan tentang Yesus adalah hasil penelitian Catherine Lawless, pengajar sejarah di Universitas Limerick, Irlandia. Ia berhasil mengungkap buyut Yesus alias nenek dari Maria.
Menurut telaah Lawless pada dua manuskrip, yaitu "MS Panciatichiano 40" dari abad 14 dan "MS 1052" of the Riccardiana Library dari abad 15 milik Florence's National Central Library, buyut Yesus adalah seorang perempuan bernama Ismeria.
"Saya pikir tidak ada wanita lain yang disebutkan. Garis patrilineal Maria adalah satu-satunya," kata Lawless yang hasil telaahnya dipublikasikan dalam Journal of Medieval History. Telaah itu memberikan pencerahan terhadap silsilah Yesus dan Maria serta nilai-nilai religius pada abad 14.
Lawless mengurai lebih detail tentang sosok Ismeria. "Ismeria adalah putri Nabon orang Yudea dan keturunan Raja Daud. Ia menikah dengan Santo Liseo," urai Lawless. Pasangan itu memiliki putri bernama Anne yang kemudian menikah dengan Joachim. 12 tahun kemudian, Liseo meninggal dunia.
Dalam manuskrip tersebut disebutkan bahwa setelah kematian suaminya, Ismeria ditinggalkan oleh keluarganya dalam kemiskinan. "Saya tidak yakin apakah itu keluarga suaminya atau saudara kandungnya," kata Lawless. Menurutnya, keluarga Maria tak akan dibuang dengan cara seperti itu.
Ismeria kemudian mencari perlindungan ke tempat semacam rumah sakit. Ia pernah melakukan mujizat, yaitu mengisi cangkapng dengan ikan untuk memberi makan pada pasien rumah sakit. Setelah mujizat itu, ia berdoa agar dibebaskan dari kesombongan dunia.
Setelah Tuhan memanggil Ismeria ke surga, kepala rumah sakit memberitahukan kepada Maria dan Yesus. Keduanya kemudian datang beserta 1 rasul, Maria Magdalena, Maria Salomo, dan Maria Kleopas. Mereka memberi penghormatan terakhir pada Ismeria.
Belum diketahui penulis dari mana legenda Ismeria itu berasal. Lawless beranggapan, penulisnya bisa jadi orang awam dari Tuscany. "Cerita ini mungkin dipakai sebagai model bagi para istri dan janda di rumah sakit di Florence pada masa pertengahan," kata Lawless.
"Nenek dari Maria ini tak memiliki janda lain yang menuntut hak waris anak-anaknya. Ia juga tak memiliki keluarga yang memaksanya untuk menikah lagi dan memulai hidup baru. Kehidupannya merupakan model hidup ideal bagi perempuan Florence masa itu," urai Lawless.
George Ferzoco, peneliti dari Universitas Bristol mengungkapkan bahwa telaah manuskrip tersebut sangat brilian, mampu menelaah materi religi yang kebanyakan manuskripnya ditulis secara khusus untuk perempuan.
Sementara itu, Carolyn Muessig dari Departemen Teologi dan Studi Agama Universitas Bristol mengatakan, "Hal yang mengejutkan dari Ismeria adalah, dia menjadi model bagi perempuan-perempuan lainnya." Ia juga mengungkapkan, munculnya cerita Ismeria pada abad pertengah juga menggambarkan budaya masyarakat abad pertengahan yang menganggap penting arti perempuan.
Sumber : Menjemaat Nomor 2 XXXIII Februari 2011
Categories:
Renungan - Wawasan